Lama aku berdiri di tebing lamunan
Melepas pandang selepas tak terbatas
Sekelebat camar terbang bebas, menyajikan segaris panorama dalam nuansa temaram
Masih saja aku tak bergeming
Meski sesekali angin membadai
Pandangku tak henti mencari
Namun ia tak tau pasti hakikat apa yang dicari
Ada segenggam mimpi berderai pada hamparan ilalang hitam yang membentang dihadapanku
Ingin dan sangat ingin ku pungut satu per satu
Lalu kuuntai lagi dan ku gantungkan di langit-langit malamku
Jemariku bergetar hebat
Butir-butir peluh terjatuh
Mengikis ceceran mimpi yang belum sempat ku sentuh
Lunglai menjalar di seluruh tubuh
Lalu dengan lembut sepoi angin membelai
Seolah ingin mengikis habis kecemasanku
Kembali kakiku berpijak tagap
Meski gemetar masih jua menjalar
Ada sebisik rayu mengajakku meninggalkan lamunanku
Tapi bagaimana bisa aku pergi
Sementara aku masih dalam ketidaktahuanku
Dan mimpi-mimpi itu telah terkikis di lorong waktu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar